Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Trimedya Panjaitan, mengaku telah dilobi oleh Fraksi Demokrat untuk meloloskan Yunus Husein menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Ya pastilah (melobi), jam setengah satu malam tadi masih melobi. Mereka minta Yunus sama Aryanto," kata Trimedya di gedung DPR, Jakarta, Jumat 2 Desember 2011.
Menurut dia, dengan lolosnya Yunus dan Aryanto Sutadi itu, Demokrat memiliki kekuatan yang cukup di KPK. "Karena pegang tiga dari lima sudah selesai, berpikir strategisnya kan di situ. Kan mereka juga akan pikir mana ada makan siang gratis sampai jam satu. Mereka harap ini dan berusaha menunda tadi, untuk satu tujuan itu," ujar dia.
Namun, kata dia, PDIP dan beberapa fraksi lainnya di Komisi III memilih Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Abraham dipilih dengan pertimbangan dianggap bersih dan jauh dari pusat kekuasaan karena dia berasal dari daerah.
"Kami harap orang yang benar-benar tidak banyak bersentuhan dengan pusat kekuasaan dengan hiruk pikuk aktor penegak hukum di Jakarta dan pusat negara, sehingga kalau dia relatif tidak terkontaminasi," kata dia.
Menurut dia, enam fraksi telah sepakat memilih Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Enam fraksi itu adalah PDI Perjuangan, Golkar, PPP, PKS, Gerindra, dan Hanura. "Kami bareng-bareng jangan ada yang ke Crown," kata dia.
Trimedya mengatakan, PDIP tak punya pilihan lain selain Bambang Widjojanto dan Abraham Samad untuk menjadi ketua. "Komunikasi kami antar fraksi Abraham jadi ketua, harapan kami Bambang memegang penindakan," kata dia.
"Kekuatan kami hitung 34 orang, anggota Komisi III berjumlah 55 orang. Di atas kertas sudah menang, kalaupun nambah itu bonus, yang intensif komunikasi selama sebulan ini ya enam fraksi itu," kata dia.
Sementara itu, Trimedya mengatakan, tidak terpilihnya Yunus Husein karena fraksi PDIP dan beberapa fraksi lainnya tak ingin ada orang dari pemerintah yang menjabat sebagai pimpinan KPK.
"Pak Yunus nggak ada yang memungkiri, termasuk Pak Aryanto. Selain karena terlalu jujur, dia juga didukung sama ini (Demokrat)," ujarnya.
"Kalau Setgab pecah, prediksi saya dari awal lewat mereka. Kalau mereka tadi solid, kami deg-degan tadi. Kan sudah dibilang, kami (PDIP) cuma 9, nggak ada artinya PDIP. Karena ini matematis saja hitungannya. Kami sampai memeriksa pasukan kami 9, Golkar 10, ada nggak yang kira-kira lari," kata dia
0 komentar:
Post a Comment